Bravo!!! Noordin akhirnya berhasil ditangkap walau dalam keadaan mati.
Apakah ini akan mengahiri terorisme di Indonesia ? Tidak, karena terorisme bukan milik Noordin seorang tetapi milik siapapun yang ingin mengadopsinya sebagai cara mereka. Mereka bisa suatu aliran agama garis keras sampai hanya kelompok preman kampung.
Sementara itu terorisme yang mengatasnamakan agama di Indonesia saya lihat sangat terakomodatif sekali. Ibarat jamur dimusim hujan.
Jadi jangan kaget kalau anda akan menyadari bahwa ternyata banyak yang sakit hati dengan keberhasilan aparat kita mengahiri sepak terjang seorang teroris yang paling dicari selama ini.
Karena sebuah ideologi tidak akan ikut terkubur bersama jasad pencetusnya maupun jasad jasad penganutnya.
Justru tantangan kita kedepan adalah yang sangat berat, disamping masih tetap terus mengejar buron buron yang masih berkeliaran menebar " deadly" ideologi, kita juga ditantang untuk mengentaskan masyarakat kita dari "kebodohan" yang bisa dengan sangat mudah menjadi makanan empuk bagi kelompok kelompok penjual ideologi mematikan tersebut.
Dan yang harus kita sadari adalah perubahan iklim negara kita yang lebih demokratis sedikit banyak andil dalam menyuburkan terorisme. Karena semuanya serba terlalu bebas. Celah inilah yang mengakibatkan terjadinya migrasi jaringan teroris ke Indonesia. Sebab dimasa lalu Indonesia bagi terorisme ibaratnya jamur dimusim kemarau.
Jadi beratnya tantangan kita kedepan adalah tidak lain karena dua hal tersebut diatas. Masyarakat yang "empuk" dan sistem yang "longgar".
So perfect combination.
Thursday, September 17, 2009
Tuesday, September 15, 2009
Indonesia Vs FPDA
Pengamat militer Andy Wijayanto mengatakan bahwa kita atau Presiden SBY harus memperhitungkan masak masak kalau ingin berperang melawan Malaysia.
Karena disebutkan bahwa Malaysia adalah anggota dari FPDA atau Five Power Defence Agreement.
Yaitu terdiri dari Inggris, Selandia Baru, Australia, Malaysia dan Singapore.
Dikatakan bahwa kalau kita berperang dengan Malaysia maka ke empat negara tersebut diatas akan turut membantu Malaysia. Artinya kita akan berhadapan dengan Inggris, Australia dan Selandia Baru juga.
Ditambahkan lagi bahwa berhubung Inggris adalah anggota dari NATO, maka pada akhirnya kita juga akan berhadapan dengan seluruh anggota NATO.
Pendapat saya adalah bahwa tidak semudah itu FPDA akan diaktifkan. FPDA baru akan benar benar diaktifkan seandainya kita memang menginvasi Malaysia ataupun Singapore misalnya. Seperti Iraq menginvasi Kuwait contohnya. Tetapi kalau kita berperang karena memang Malaysia telah melanggar perbatasan kita atau kedaulatan kita ya tidak serta merta mereka akan mengaktifkan FPDA. Ada syarat syarat yang prinsip yang harus dipenuhi untuk mengaktifkan FPDA.
Kalau FPDA dengan mudahnya diaktifkan, wah..saya jamin pasti akan dengan mudahnya pula akan terjadi perang dunia. Sebab saya yakin demokrasi kita akan mengundang simpati Amerika Serikat.
Terus terang saya yang bukan pengamat militer bahkan pengamat Satpam pun bukan, tetapi tertawa geli membacanya. Karena esensi kita tidak mau berperang dengan Malaysia bukan karena takut terhadap Malaysia atau dengan FPDA nya. Kita tidak mau berperang dengan Malaysia adalah karena memang tidak ada alasan yang prinsip untuk kita berperang.
Kalau cuma masalah Malaysia meng-klaim budaya kita, bukan jalur perang yang harus kita gunakan. Ada jalurnya dan lebih terhormat bila kita pakai otak daripada pakai otot.
Kita jangan terlalu sok mengumbar nafsu tapi juga jangan terlalu pengecut seperti tulisan Andy Wijayanto. Sekali lagi kita tidak akan berperang dengan alasan yang terlalu remeh.
Yang perlu masyarakat sadari adalah perang itu sangat merugikan. Baik yang kalah maupun yang menang pasti sama sama merugi. Seperti pepatah mengatakan "menang jadi arang kalah jadi abu". Jadi perang itu adalah sesuatu yang harus dihindari.
Tetapi kalau ingin damai kita harus siap perang. Artinya bukan berarti kita membiarkan alat utama sistem pertahanan kita dipandang sebelah mata oleh musuh. Sampai sampai ada lelucon yang mengatakan kalau pesawat militer Indonesia masuk wilayah Malaysia, mereka tidak akan menembaknya karena mereka yakin pesawat Indonesia tersebut akan jatuh sendiri tanpa menembaknya.
Saya kuatir bahwa memang ada pihak pihak baik dalam maupun luar negeri yang tidak suka melihat bangsa Indonesia yang sudah mulai "settle" baik secara ekonomi maupun demokrasinya.
Sebab Indonesia adalah ternyata salah satu dari tiga negara di Asia yang pertumbuhan ekonominya masih positif sementara negara negara Asia lainya tumbuh negatif. Ya Indonesia bersama Cina dan India adalah tiga negara Asia yang pertumbuhan ekonominya masih positif sejak kejatuhan ekonomi melanda Amerika dan berimbas secara global.
Untuk itu kita jangan mau dibodohi ataupun terpancing untuk menghancurkan negara kita sendiri. Please be smart and don't be coward.
Karena disebutkan bahwa Malaysia adalah anggota dari FPDA atau Five Power Defence Agreement.
Yaitu terdiri dari Inggris, Selandia Baru, Australia, Malaysia dan Singapore.
Dikatakan bahwa kalau kita berperang dengan Malaysia maka ke empat negara tersebut diatas akan turut membantu Malaysia. Artinya kita akan berhadapan dengan Inggris, Australia dan Selandia Baru juga.
Ditambahkan lagi bahwa berhubung Inggris adalah anggota dari NATO, maka pada akhirnya kita juga akan berhadapan dengan seluruh anggota NATO.
Pendapat saya adalah bahwa tidak semudah itu FPDA akan diaktifkan. FPDA baru akan benar benar diaktifkan seandainya kita memang menginvasi Malaysia ataupun Singapore misalnya. Seperti Iraq menginvasi Kuwait contohnya. Tetapi kalau kita berperang karena memang Malaysia telah melanggar perbatasan kita atau kedaulatan kita ya tidak serta merta mereka akan mengaktifkan FPDA. Ada syarat syarat yang prinsip yang harus dipenuhi untuk mengaktifkan FPDA.
Kalau FPDA dengan mudahnya diaktifkan, wah..saya jamin pasti akan dengan mudahnya pula akan terjadi perang dunia. Sebab saya yakin demokrasi kita akan mengundang simpati Amerika Serikat.
Terus terang saya yang bukan pengamat militer bahkan pengamat Satpam pun bukan, tetapi tertawa geli membacanya. Karena esensi kita tidak mau berperang dengan Malaysia bukan karena takut terhadap Malaysia atau dengan FPDA nya. Kita tidak mau berperang dengan Malaysia adalah karena memang tidak ada alasan yang prinsip untuk kita berperang.
Kalau cuma masalah Malaysia meng-klaim budaya kita, bukan jalur perang yang harus kita gunakan. Ada jalurnya dan lebih terhormat bila kita pakai otak daripada pakai otot.
Kita jangan terlalu sok mengumbar nafsu tapi juga jangan terlalu pengecut seperti tulisan Andy Wijayanto. Sekali lagi kita tidak akan berperang dengan alasan yang terlalu remeh.
Yang perlu masyarakat sadari adalah perang itu sangat merugikan. Baik yang kalah maupun yang menang pasti sama sama merugi. Seperti pepatah mengatakan "menang jadi arang kalah jadi abu". Jadi perang itu adalah sesuatu yang harus dihindari.
Tetapi kalau ingin damai kita harus siap perang. Artinya bukan berarti kita membiarkan alat utama sistem pertahanan kita dipandang sebelah mata oleh musuh. Sampai sampai ada lelucon yang mengatakan kalau pesawat militer Indonesia masuk wilayah Malaysia, mereka tidak akan menembaknya karena mereka yakin pesawat Indonesia tersebut akan jatuh sendiri tanpa menembaknya.
Saya kuatir bahwa memang ada pihak pihak baik dalam maupun luar negeri yang tidak suka melihat bangsa Indonesia yang sudah mulai "settle" baik secara ekonomi maupun demokrasinya.
Sebab Indonesia adalah ternyata salah satu dari tiga negara di Asia yang pertumbuhan ekonominya masih positif sementara negara negara Asia lainya tumbuh negatif. Ya Indonesia bersama Cina dan India adalah tiga negara Asia yang pertumbuhan ekonominya masih positif sejak kejatuhan ekonomi melanda Amerika dan berimbas secara global.
Untuk itu kita jangan mau dibodohi ataupun terpancing untuk menghancurkan negara kita sendiri. Please be smart and don't be coward.
Sunday, September 13, 2009
Lebaran Sebagai Stimulus Ekonomi
Sekitar seminggu lagi lebaran akan tiba. Bahkan hari ini arus mudik roda dua dikabarkan telah mulai memasuki daerah Semarang. Artinya kita sudah memasuki masa masa arus mudik yang biasanya dimulai pada H-7.
Semoga dengan musim mudik ini ekonomi Indonesia akan sedikit terbantu. Jadi pemerintah tidak perlu bekerja terlalu keras terhadap upaya stimulus ekonomi karena secara otomatis masyarakat akan sendirinya membelanjakan uangnya karena kemauan sendiri bukan dipaksakan oleh pemerintah.
Sebab dengan musim mudik ini, bisa dibayangkan bahwa uang yang selama ini hanya ngendon dibank karena bank berpikir dua atau tiga kali untuk mengucurkan kredit ke debitor karena situasi global yang belum sepenuhnya kondusif dan bahkan mungkin uang yang disimpan dibawah bantal karena orang tidak percaya dengan bank pada saat kondisi finansial dunia saat ini, akan secara serempak di belanjakan dan disebar secara merata ke seluruh daerah tujuan mudik. Artinya secara serentak akan terjadi perputaran uang di daerah daerah. Hal ini pula akan menyerap produksi daerah dan meningkatkan ekonomi daerah.
Bahkan sebelum lebaran kita ketahui bahwa pemerintah baik pusat maupun daerah memperbaiki jalan dan jembatan yang akan dilalui oleh para pemudik. Artinya pemerintah telah membelanjakan uangnya untuk keperluan tersebut.
Singkatnya lebaran bisa kita anggap sebagai upaya stimulus ekonomi yang datangnya dari sector rill dan masyarakat bukan dari pemerintah.
Semoga dengan musim mudik ini ekonomi Indonesia akan sedikit terbantu. Jadi pemerintah tidak perlu bekerja terlalu keras terhadap upaya stimulus ekonomi karena secara otomatis masyarakat akan sendirinya membelanjakan uangnya karena kemauan sendiri bukan dipaksakan oleh pemerintah.
Sebab dengan musim mudik ini, bisa dibayangkan bahwa uang yang selama ini hanya ngendon dibank karena bank berpikir dua atau tiga kali untuk mengucurkan kredit ke debitor karena situasi global yang belum sepenuhnya kondusif dan bahkan mungkin uang yang disimpan dibawah bantal karena orang tidak percaya dengan bank pada saat kondisi finansial dunia saat ini, akan secara serempak di belanjakan dan disebar secara merata ke seluruh daerah tujuan mudik. Artinya secara serentak akan terjadi perputaran uang di daerah daerah. Hal ini pula akan menyerap produksi daerah dan meningkatkan ekonomi daerah.
Bahkan sebelum lebaran kita ketahui bahwa pemerintah baik pusat maupun daerah memperbaiki jalan dan jembatan yang akan dilalui oleh para pemudik. Artinya pemerintah telah membelanjakan uangnya untuk keperluan tersebut.
Singkatnya lebaran bisa kita anggap sebagai upaya stimulus ekonomi yang datangnya dari sector rill dan masyarakat bukan dari pemerintah.
Friday, September 11, 2009
KUALITAS DISCOVERY CHANNEL DIPERTANYAKAN
How come Discovery channel make something stupid?
But its good that they feel sorry for it
Ya sejak mengetahui bahwa iklan pariwisata Malaysia yang memasukkan tari pendet didalamnya ternyata buatan Discovery channel, saya jadi meragukan kualitas Discovery Channel selama ini. Bagaimana mungkin sekelas Discovery Channel ternyata tidak tahu tari pendet itu berasal dari mana? Seandainya tari pendet bukan berasal dari Bali mungkin kita maklum akan ketidak tahuan mereka. Tapi kita tahu bahwa Bali itu mendunia, jadi tari pendet pun boleh dikatakan telah dikenal oleh orang di seantero dunia setidak nya bagi turis asing yang pernah ke Bali. Lebih lagi ternyata iklannya adalah dibuat oleh kantor D C yang berada di Singapore. Artinya yang buat iklan tersebut adalah tetangga sendiri, orang dekat bukan orang jauh yang tidak mengerti budaya masing masing.
Seperti kita ketahui budaya India dan Cina juga dimanfaatkan oleh iklan Malaysia untuk mempromosikan pariwisatanya. Tetapi mengapa India dan Cina tidak sewot seperti Indonesia?
Kegerahan Indonesia tidak terlepas dari issue issue sebelumnya yang sifatnya sangat sensitif yaitu mengapa Malaysia harus mematenkan kain batik dan hal hal lain yang sesungguhnya originaly dari Indonesia ? Mengapa harus mematenkan? Dari sinilah semuanya bermula mengapa Indonesia jadi sangat sensitif dan sangat curiga dengan apa yang Malaysia lakukan terhadap warisan budaya Indonesia. Seandainya tidak ada hal mematenkan batik, mungkin Indonesia tidak akan perduli dengan dipinjamnya kebudayaan kita untuk kepentingan promosi Malaysia. Tetapi sejak Malaysia mematenkan batik, Indonesia jadi serba curiga, jangan jangan tari pendet dan lainya juga akan dipatenkan Malaysia.
Lebih parahnya lagi ternyata ada pihak ketiga, yaitu Discovery channel yang sangat tidak berwawasan saya pikir, ikut memperkeruh suasana. Dan heranya pihak Malaysia juga tidak berupaya "mensensor" iklan sebelum ditayangkan. Sebab saya yakin sebelum ditayangkan pasti sudah melalui badan sensor Malaysia. Bagaimana seandainya menngandung SARA ? Jadi sangat membodohi sekali kalau mereka menyatakan Malaysia tidak tahu menahu.
Saya jadi tidak sabar ingin menyaksikan tari pendet yang akan ditayangkan oleh Discovery Channel dalam rangka menebus kesalahan terhadap Indonesia.
Anyway, saya jadi tahu bahwa wawasan Discovery channel tidak seperti yang saya duga sebelumnya.
But its good that they feel sorry for it
Ya sejak mengetahui bahwa iklan pariwisata Malaysia yang memasukkan tari pendet didalamnya ternyata buatan Discovery channel, saya jadi meragukan kualitas Discovery Channel selama ini. Bagaimana mungkin sekelas Discovery Channel ternyata tidak tahu tari pendet itu berasal dari mana? Seandainya tari pendet bukan berasal dari Bali mungkin kita maklum akan ketidak tahuan mereka. Tapi kita tahu bahwa Bali itu mendunia, jadi tari pendet pun boleh dikatakan telah dikenal oleh orang di seantero dunia setidak nya bagi turis asing yang pernah ke Bali. Lebih lagi ternyata iklannya adalah dibuat oleh kantor D C yang berada di Singapore. Artinya yang buat iklan tersebut adalah tetangga sendiri, orang dekat bukan orang jauh yang tidak mengerti budaya masing masing.
Seperti kita ketahui budaya India dan Cina juga dimanfaatkan oleh iklan Malaysia untuk mempromosikan pariwisatanya. Tetapi mengapa India dan Cina tidak sewot seperti Indonesia?
Kegerahan Indonesia tidak terlepas dari issue issue sebelumnya yang sifatnya sangat sensitif yaitu mengapa Malaysia harus mematenkan kain batik dan hal hal lain yang sesungguhnya originaly dari Indonesia ? Mengapa harus mematenkan? Dari sinilah semuanya bermula mengapa Indonesia jadi sangat sensitif dan sangat curiga dengan apa yang Malaysia lakukan terhadap warisan budaya Indonesia. Seandainya tidak ada hal mematenkan batik, mungkin Indonesia tidak akan perduli dengan dipinjamnya kebudayaan kita untuk kepentingan promosi Malaysia. Tetapi sejak Malaysia mematenkan batik, Indonesia jadi serba curiga, jangan jangan tari pendet dan lainya juga akan dipatenkan Malaysia.
Lebih parahnya lagi ternyata ada pihak ketiga, yaitu Discovery channel yang sangat tidak berwawasan saya pikir, ikut memperkeruh suasana. Dan heranya pihak Malaysia juga tidak berupaya "mensensor" iklan sebelum ditayangkan. Sebab saya yakin sebelum ditayangkan pasti sudah melalui badan sensor Malaysia. Bagaimana seandainya menngandung SARA ? Jadi sangat membodohi sekali kalau mereka menyatakan Malaysia tidak tahu menahu.
Saya jadi tidak sabar ingin menyaksikan tari pendet yang akan ditayangkan oleh Discovery Channel dalam rangka menebus kesalahan terhadap Indonesia.
Anyway, saya jadi tahu bahwa wawasan Discovery channel tidak seperti yang saya duga sebelumnya.
Sunday, September 6, 2009
The Facts Of Indonesia And Malaysia.
Malaysia truly Asia ? I don't think so..
Malaysia truly Indonesia is so so..
In fact that Malaysia is part of Indonesian culture is for sure..
Ya fakta nya apa yang dimiliki oleh Malaysia, Indonesia juga memilikinya.
Tetapi apa yang Indonesia punya belum tentu Malaysia mempunyainya.
Dari segi suku bangsa, Indonesia have more than Malaysia.
Jadi Indonesia more Asia than Malaysia is the fact.
Indonesian culture more richer is the fact.
Malaysian culture is partly Indonesian cultur is other fact.
Malaysia needs Indonesian culture to promote their tourism is the actual fact.
Malaysia truly Indonesia is so so..
In fact that Malaysia is part of Indonesian culture is for sure..
Ya fakta nya apa yang dimiliki oleh Malaysia, Indonesia juga memilikinya.
Tetapi apa yang Indonesia punya belum tentu Malaysia mempunyainya.
Dari segi suku bangsa, Indonesia have more than Malaysia.
Jadi Indonesia more Asia than Malaysia is the fact.
Indonesian culture more richer is the fact.
Malaysian culture is partly Indonesian cultur is other fact.
Malaysia needs Indonesian culture to promote their tourism is the actual fact.
Subscribe to:
Posts (Atom)