Ternyata pendapat seperti diatas adalah keliru.
Dengan mengabaikan hambatan udara, benda yang lebih berat tidak akan sampai di tanah lebih dulu dari pada benda yang lebih ringan, bila di jatuhkan dari ketinggian yang sama.
Mengingat rumus kecepatan gravitasi tidak mengenal massa (berat) :
g = 9.8 m/s2 = 32.2 ft/s2
Jadi seberapapun berat benda, kecepatan jatuhnya tetap mengikuti rumus diatas. Yang membedakan cepat lambatnya adalah hambatan udara. Hal ini lah yang bisa menjelaskan kepada kita mengapa para penerjun payung bisa saling susul menyusul diangkasa sana.
Bayangkan kalau kecepatan jatuh benda tergantung oleh beratnya, maka tidak mungkin penerjun payung yang lebih ringan bisa menyusul penerjun payung yang lebih berat. Tetapi kenyataanya penerjun payung yang lebih ringan bisa menyusul temanya yang lebih berat.
Oleh karena kecepatan jatuhnya sama, mereka tinggal mengatur besarnya hambatan udara untuk memperlambat atau pun mempercepat laju jatuh.
Contohnya untuk memperlambat mereka akan merentangkan kedua kaki dan tangan mereka, disamping kostum terjun mereka telah dibuat sedimikan rupa untuk tahanan udara.
Untuk mempercepat laju jatuh, mereka akan memperkecil hambatan udara dengan cara menukikkan diri sehingga memperkecil penampang tubuh mereka terhadap aliran udara.
Tidak percaya, tetapi takut ikut terjun payung untuk membuktikan ? Gampang saja kok, pegang dua benda contohnya batu besar dan kecil, jatuhkan dari ketinggian yang sama pada saat yang bersamaan , maka keduanya akan sampai ke tanah dalam waktu yang sama pula. Silakan dicoba.
No comments:
Post a Comment