Entah memang sedang musim atau apa namanya saya tidak tahu. Yang saya tahu sekarang para bintang dari cuma iklan, sinetron sampai film sedang menjamur di dunia perpolitikan kita. Bukannya saya tidak setuju, tetapi kelihatannya kok seperti semakin memperlihatkan bahwa bangsa ini sedang mengalami masa "turbulensi" disegala hal.
Dagelan, itulah yang saya tangkap secara pribadi, entah apa yang anda tangkap itu hak kita masing masing. Ya saya rasa menjamurnya para "seleb" di kancah perpolitikan ini juga didukung oleh masyarakat secara umum yang mungkin sudah tidak tahu harus memilih siapa, hal yang paling mudah bagi mereka adalah memilih yang mereka kenal sehari-hari dan mungkin salah satu dari "seleb" favorit mereka. Atau mungkin ini ungkapan rasa kekecewaan ataupun ungkapan masa bodoh mereka, sementara mereka mau tidak mau harus memilih agar dikatakan sebagai warga negara yang baik, tidak golput dan lain sebagainya.
Memang secara waktu, mungkin Indonesia sudah dianggap cukup untuk berdemokrasi ala barat. tetapi menurut saya, secara mental dan kwalitas rakyatnya, saya belum melihat cukup untuk bangsa ini menganut demokrasi yang 100 % demokrasi.
Bayangkan saja, kasarannya dengan Rp 20.000 anda bisa membeli suara, padahal suara adalah raja didalam dunia demokrasi. Disamping itu demokrasi artinya rakyatlah yang berpikir untuk bangsanya sendiri. sementara rakyat yang belum sanggup/mampu berpikir dipaksa untuk berpikir, ya..tahu sendiri lah anda.
Fakta yang kita lihat sekarang terhadap bangsa ini adalah seperti tertulis diatas. Orang orang yang tidak mengetahui ilmu ilmu yang relevan ternyata tahu tahu mewakili anda di dewan perwakilan.
Kalau ini memang sebuah pertunjukan "dagelan" mudah mudahan segera selesai dan penonton segera pulang.
Kalau tidak, bisa bisa bangsa lain akan tertawa terpingkal-pingkal karena "dagelan" kita dan tidak pernah mengagap serius bangsa ini.
Untuk menghibur diri, saya anggap bangsa ini sedang belajar berdemokrasi. Namanya sedang belajar, biasanya kita ambil contoh soal yang paling gampang. Ya..gampanganya sajalah..
Sunday, January 25, 2009
Thursday, January 1, 2009
Selamat Tahun Baru 2009
Tahun 2009 baru berumur satu setengah jam, Saya ingin mengucapkan Selamat Tahun Baru 2009 kepada anda semuanya. Semoga tahun ini lebih baik dari pada yang kita perkirakan sebelumnya.
Setelah apa yang kita alami pada tahun lalu, finansial dunia terpuruk dipicu oleh negara yang secara ekonomi dan militer boleh dikata digdaya, Amerika. Tetapi kita semua malahan dibikin takberdaya. Bencana finansial global yang dipicu oleh kredit macet dari kredit kepemilikan properti di negeri paman Sam ini ternyata imbasnya begitu cepat dan dasyat. Sehingga efeknya sampai BEJ harus ditutup agar tidak "ngedrop kebablasan".
Syukur pemerintah menurunkan harga BBM, kalau tidak daya beli masyarakat kita yang sudah "ngedrop" akan tambah "ngesot". Dengan turunnya harga BBM saya pikir akan mengurangi atau menghambat laju inflasi. Yang mana selama ini inflansi dijadikan alasan pemerintah untuk menolak menurunkan suku bunga BI. Karena suku bunga tinggi dipercayai mengerem laju inflansi. Dengan menurunkan harga BBM berarti pemerintah saya anggap telah melakukan langkah yang tepat (ada juga yang bilang tepat mau pemilu). Mengapa saya bilang tepat ? karena saya ibaratkan kita tidak bisa memadamkan api selama masih ada bahan bakarnya tetapi kita memutuskan jalur bahan bakarnya sehingga api padam. Jadi kita tidak mencegah inflasi dengan suku bunga tinggi tetapi kita memutus salah satu penyebabnya, yaitu menurunkan harga BBM. Saya rasa sedikit banyak ekonomi kita agak "cooling down a bit after over heated".
Setidaknya kita mengawali tahun 2009 ini dengan sedikit bisa bernafas, jauh lebih baik dari pada kita awali dengan sesak nafas.
Setelah apa yang kita alami pada tahun lalu, finansial dunia terpuruk dipicu oleh negara yang secara ekonomi dan militer boleh dikata digdaya, Amerika. Tetapi kita semua malahan dibikin takberdaya. Bencana finansial global yang dipicu oleh kredit macet dari kredit kepemilikan properti di negeri paman Sam ini ternyata imbasnya begitu cepat dan dasyat. Sehingga efeknya sampai BEJ harus ditutup agar tidak "ngedrop kebablasan".
Syukur pemerintah menurunkan harga BBM, kalau tidak daya beli masyarakat kita yang sudah "ngedrop" akan tambah "ngesot". Dengan turunnya harga BBM saya pikir akan mengurangi atau menghambat laju inflasi. Yang mana selama ini inflansi dijadikan alasan pemerintah untuk menolak menurunkan suku bunga BI. Karena suku bunga tinggi dipercayai mengerem laju inflansi. Dengan menurunkan harga BBM berarti pemerintah saya anggap telah melakukan langkah yang tepat (ada juga yang bilang tepat mau pemilu). Mengapa saya bilang tepat ? karena saya ibaratkan kita tidak bisa memadamkan api selama masih ada bahan bakarnya tetapi kita memutuskan jalur bahan bakarnya sehingga api padam. Jadi kita tidak mencegah inflasi dengan suku bunga tinggi tetapi kita memutus salah satu penyebabnya, yaitu menurunkan harga BBM. Saya rasa sedikit banyak ekonomi kita agak "cooling down a bit after over heated".
Setidaknya kita mengawali tahun 2009 ini dengan sedikit bisa bernafas, jauh lebih baik dari pada kita awali dengan sesak nafas.
Subscribe to:
Posts (Atom)