Seperti kita ketahui bahwa posisi Matahari tidak selamanya tetap, tidak selamanya berada tepat di katulistiwa. Tetapi setengah tahun berada di sebelah utara dari garis katulistiwa dan setengah tahun sisanya berada di sebelah selatan dari garis katulistiwa. Hal inilah yang menyebapkan terjadinya musim seperti posting saya sebelumnya yang mengulas mengapa terjadinya musim.
Seperti posting saya sebelumnya, hal tersebut dikarenakan sumbu rotasi Bumi tidak tegak lurus terhadap bidang orbit Bumi terhadap Matahari, tetapi sumbu rotasi bumi miring sekitar 23.44 derajat.
Sehingga setiap tahunnya secara bergantian daerah kutub utara dan selatan masing masing mendapat sinar matahari selama 6 bulan.
Dimana tanggal 20 Maret sampai 20 Septembar Matahari akan berada dibelahan bumi bagian utara dan dari 21 September sampai 19 Maret Matahari akan berada di belahan bumi bagian selatan.
Pada tanggal 21 Maret atau 21 September Matahari akan berada pada posisi equinox yaitu berada tepat diatas garis katulistiwa.
Sementara pada bulan Juni Matahari akan berada pada posisi maksimumnya diutara dan pada bulan Desember berada pada posisi maksimumnya diselatan.
Untuk lebih memahami dan lebih jelasnya silakan melihat simulator gerakan matahari
Selamat mencoba.
Sunday, August 17, 2014
Sunday, July 6, 2014
MULTI PARTAI YANG "MENIPU"
9 Juli 2014 rakyat Indonesia akan memilih Presiden yang sebelumnya telah memilih anggota legeslatif atau bisa dibilang memilih partai mana yang menjadi pilihannya.
2 jenis pemilihan inilah yang saya rasa sebagian rakyat Indonesia merasa dihadapkan pada suatu pilihan yang kontradiktif atau dilemma.
Bagaimana tidak? sewaktu pemilihan partai, katakanlah kita memilih partai A, karena kita tidak suka dengan partai B, C dan lainnya.
Tetapi kenyataan yang kita hadapi kemudian adalah partai pilihan kita ternyata berkoalisi dengan partai yang ternyata kita tidak sukai.
Sebab dari semua itu adalah karena partai di Indonesia terlalu banyak sehingga pemenang nya dapat dipastikan tidak akan menjadi partai yang mayoritas.
Terbukti dengan pemilu legeslatif sebelumnya yang tidak menghasilkan partai mayoritas dan akibatnya tidak ada partai yang bisa untuk mencalonkan Presiden karena perolehan suaranya tidak memenuhi syarat. sehingga harus melakukan koalisi untuk dapat mencalonkan Presiden.
Sehingga menurut pendapat saya sistem multi partai di Indonesia saat ini bisa dikatakan "menipu" pemilih. Sehingga menyulitkan kita disaat harus memilih di jenjang selanjutnya, memilih Presiden.
Sebab kita dihadapkan pada pilihan yang sulit. Mungkin kita suka pada calon Presidennya tetapi tidak suka dengan partai partai pengusungnya atau sebaliknya.
Coba kita bandingkan dengan negara Amerika yang demokrasinya menjadi "panutan" demokrasi kita, mereka hanya punya 2 partai saja,
Dan memang seharusnya seperti itu, saya yakin mereka sudah belajar dari pengalaman dan tahu mana yang terbaik karena mereka jauh lebih lama berdemokrasi dari pada kita yang baru kemarin sore.
2 jenis pemilihan inilah yang saya rasa sebagian rakyat Indonesia merasa dihadapkan pada suatu pilihan yang kontradiktif atau dilemma.
Bagaimana tidak? sewaktu pemilihan partai, katakanlah kita memilih partai A, karena kita tidak suka dengan partai B, C dan lainnya.
Tetapi kenyataan yang kita hadapi kemudian adalah partai pilihan kita ternyata berkoalisi dengan partai yang ternyata kita tidak sukai.
Sebab dari semua itu adalah karena partai di Indonesia terlalu banyak sehingga pemenang nya dapat dipastikan tidak akan menjadi partai yang mayoritas.
Terbukti dengan pemilu legeslatif sebelumnya yang tidak menghasilkan partai mayoritas dan akibatnya tidak ada partai yang bisa untuk mencalonkan Presiden karena perolehan suaranya tidak memenuhi syarat. sehingga harus melakukan koalisi untuk dapat mencalonkan Presiden.
Sehingga menurut pendapat saya sistem multi partai di Indonesia saat ini bisa dikatakan "menipu" pemilih. Sehingga menyulitkan kita disaat harus memilih di jenjang selanjutnya, memilih Presiden.
Sebab kita dihadapkan pada pilihan yang sulit. Mungkin kita suka pada calon Presidennya tetapi tidak suka dengan partai partai pengusungnya atau sebaliknya.
Coba kita bandingkan dengan negara Amerika yang demokrasinya menjadi "panutan" demokrasi kita, mereka hanya punya 2 partai saja,
Dan memang seharusnya seperti itu, saya yakin mereka sudah belajar dari pengalaman dan tahu mana yang terbaik karena mereka jauh lebih lama berdemokrasi dari pada kita yang baru kemarin sore.
Subscribe to:
Posts (Atom)